9 Macam Aktivitas Yang Berpotensi Menjadi Sumber Pemborosan

9 Macam Aktivitas Yang Berpotensi Menjadi Sumber Pemborosan
Ada setidaknya 9 macam aktivitas yang berpotensi menjadi sumber pemborosan yaitu:

Transportasi. Yang dimaksud transportasi di sini adalah perjalanan untuk berbagai kepentingan misalnya untuk mengantar, mengirim, mengambil atau kunjungan dari suatu tempat ke tempat lain.. Aktivitas seperti ini bisa menjadi aktivitas pemborosan. Pemborosan dalam arti frekuensi. Misalnya, yang mestinya bisa dilakukan dua atau tiga kali dalam satu kali perjalanan tetapi dilakukan dalam empat atau lima kali perjalanan.
     
Menyelenggarakan Inventory.  Penyelenggaraan persediaan, pada kondisi tertentu memang diperlukan untuk antisipasi. Namun, bila jumpah persediaan terlalu banyak maka akan menimbulkan meningkatnya jumlah dana yang tertanam dalam persediaan, meningkatnya resiko kerusakan dan menimbulkan biaya simpan yang berlebih. Untuk itu perlu dipikirkan jumlah persediaan yang moptimal. Artinya, jumlah persediaan yang memadai untuk antisipasi di satu sisi dan jumlah yang tidak menimbulkan tambahan biaya persediaan di sisi lain.

Motion/Gerakan. Yang dimaksud di sini adalah gerakan dalam beraktivitas yang dikategorikan gerakan pemborosan. misalnya gerakan mondar-mandir hanya untuk mengambil barang. Gerakan pengulangan yang tidak perlu dalam melakukan sesuatu. Misalnya, mencari sesuatu dari tumpukan barang yang tak kunjung ketemu di tumpukan barang yang berantakan. Ingat selalu bahwa gerakan tidak selalu berarti bekerja.
     
Waiting/menunggu. Menunggu atau mengantri adalah salah satu aktivitas yang tidak bernilai tambah. Misalnya menunggu antrian di teller atau ATM, menunggu photocopy, menunggu kedatangan bus dll.
     
Overproduksi. Memproduksi atau membuat sesuatu dalam jumlah berlebih juga merupakan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Misalnya saja kita akan memphotocopy bahan rapat sebanyak 30 unit untuk peserta rapat yang hanya 25 orang dengan maksud 5 unit untuk cadangan. Memesan snack rapat sebanyak 20 dus, padahal peserta rapat hanya 12 orang. Mungkin ini sepele, namun dalam akumulasi bisa menjadi sumber pemborosan. Contoh lain misalnya melakukan pengecatan tembok dengan penggunaan cat yang terlalu tebal.

Overprosesing. Birokrasi berbelit merupakan contoh proses berlebihan. Misalnya untuk pengadaaan barang diperlukan banyak tanda tangan, padahal bila ada pendelegasian, maka bisa saja yang bertanda tangan hanya pejabat terkait saja.  

Defect/cacat. Memproduksi barat cacat. Sudah keluar tenaga, waktu dan biaya bahan, namun barang yang dihasilkan cacat sehingga perlu dilakukan pengerjaan ulang. Ini adalah pemborosan.

Scrap/sisa bahan. Sisa bahan juga bisa menjadi sumber pemborosan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya, kita makan dan tidak habis karena kita mengambil terlalu banyak. berarti sisanya terbuang. Contoh lain membuat baju, namun karena cara memotong yang tidak tepat, kain yang seharusnya bisa dipakai untuk membuat satu baju besar dan satu baju kecil, kemudian hanya cukup untuk membuat satu baju besar dengan sisa bahan yang tidak bisa dipakai untuk membuat satu baju kecil.

Underutilized people. Contoh paling populer misalnya ketika karyawan dibiayai untuk pendidikan S2 di luar negeri, ketika balik dia tidak mendapatkan posisi yang sesuai dengan latar belakang S2 itu. Padahal pekerjaan di posisi itu, bisa dilakukan oleh orang dengan pendidikan S1 saja.

Popular posts from this blog